BAB I
PENDAHULUAN
A.
REGION
ü Suatu
region adalah sebagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dari
daerah sekitarnya.( Bintarto, 1979)
ü Suatu
region adalah suatu wilayah memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang
dapat membedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya. ( Nursyid, 1988)
ü Suatu
region adalah sebagian permukaan bumi yang mempunyai satu atau lebih
karakteristik umum.( Greenow L.L., 1995)
ü Suatu
region adalah suatu wilayah bumi yang perbatasannya didasarkan pada sekelompok
gejala fisik tertentu. ( Arthus Getis, 1981)
ü Suatu
region adalah daerah tertentu yang keberadaannya dikenal berdasarkan
homogenitas umum, baik atas dasar karakter lahan maupun huniannya.( R.S Platt)
Region adalah suatu
wilayah yang memiliki
ciri-ciri keseragaman gejala
internal (internal uniformity) atau
fungsi yang membedakan wilayah ersebut
dengan wilayah lain. Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat
berupa kenampakan sosial maupun
kenampakan fisik. Kenampakan
sosial antara lain berupa
kegiatan perekonomian /mata pencaharian,
bentuk pemerintahan, bentuk kebudayaan,
atau kenampakan fisik,
yang dapat berupa keseragaman
iklim, kesamaan topografi
(dataran, pegunungan, lembah, dan
lain-lain), kesamaan lokasi geografis, dan lain-lain.
B.
GEOGRAFI
REGIONAL
Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif
aspek fisik dengan
aspek manusia dalam
relasi keruangannya di
suatu wilayah. Geografi Regional
adalah suatu bagian
atau keseluruhan bagian
yang didasarkan atas
aspek keseluruhan suatu
wilayah. Dapat pula dikatakan bahwa
Geografi Regional sebagai
suatu studi tentang
variasi penyebaran gejala dalam
ruang pada suatu
wilayah teretentu, baik
lokal, negara, maupun continental. Pada
Geografi Regional, seluruh
aspek dan gejala
geografi ditinjau dan
dideskripsikan secara bertautan
dalam hubungan integrasi, interelasi
keruangannya. Melalui interpretasi
dan analisa geografis regional ini,
karakteristik suatu wilayah
yang khas dapat ditonjolkan, sehingga
perbedaan antar wilayah
menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988). Geografi regional
sangat luas, karena seluruh aspek
fisiografis dan manusia
yang saling berinterelasi, interaksi, dan interdependensi serta persebarannya
menjadi perhatiannya. Aspek fisik misalnya
bentuk lahan, jenis
batuan/tanah, iklim, struktur
geologi, dan lain-lain yang
berkaitan dengan aspek manusia yang berada di atas atau di sekitarnya, kaitan
persebaran sumber daya
alam dengan karakteristik penduduk, sistem mata
pencaharian, serta aspek-aspek sosial lainnya.
Geografi regional bukanlah salah
satu cabang dari
geografi manusia ataupun
geografi fisik. Tetapi geografi
regional merupakan bagian
dari geografi yan g
bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan
(asosiasi, relasi, interelasi,
interakasi, inter- dependensi)
unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu
tertentu. Asosiasi dan korelasi gejala geografi
di permukaan bumi
secara dinamik, tidak
hanya meliputi proses keruangannya saja, melainkan pula
meliputi kronologi berdasarkan urutan
waktunya. Dengan demikian,
dalam melakukan pendekatan
dan analisa berdasarkan kerangka
kerja geografi regional tidak hanya
memperhatikan faktor ruang, melainkan
juga harus memperhatikan
waktu sebagai faktor historiknya.
Melalui pendekatan
historic seorang ahli
geografi akan dapat memperhitungkan atau
melakukan pendugaan terhadap
kemungkinan perubahan suatu gejala di dalam region. Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran
geografi regional ialah kemampuan mendeskripsikan wilayah (regional
discription), pendugaan wilayah (regional forecasting), analisis dan
sintesis wilayah dan melakukan evaluasi
wilayah (regional evaluation) dengan pendekatan
keruangan, ekologi, dan
kompleks wilayah. Hal
yang biasanya terjadi, kompetensi
yang dicapai hanya
sampai pada mendeskripsikan wilayah,
sehingga materi geografi
regional terkesan berupa kumpulan
diskripsi wilayah yang kering dari makna.
BAB II
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA
A.
PENDAHULUAN
Berdasarkan pengertian Geografi
Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia
merupakan suatu region.
Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali
diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850.
Indonesia sebagai bagian dari wilayah
di permukaan bumi dian ggap sebagi suatu
region berdasarkan kenyataan
bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya
keamaan iklim, keamaan letak,
kesamaan bahasa dan
ideology, kesamaan budaya, dan
yang paling penting
secara hukum antar
bagian wilayah Indonesia merupakan satu
kesatuan hukum Negara
yang berasal dari
wilayah bekas jajahan Hindia
Belanda ditambah dua
daerah istimewa, Derah
Istimewa Yogyakarta (DIY) dan
Nangroe Aceh Darussalam
(NAD). Bila dianalisis
lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah
Indonesia bukanlah satu region,
tetapi menjadi beberapa
region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro,
misalnya kriteria region
berdasarkan iklim matahari,
yang membagi dunia
menjadi iklim tropik
(0 - 23,50 LU/LS),
subtropik (23,50LU/LS -
66,50 LU/LS), dan
iklim polar (66,50 LU/LS
- 900 LU/LS), maka seluruh bagian
wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropic.
Bentuk-bentuk wilayah negara
dilihat dari fisiografisnya terdiri
dari bentuk kompak (contigous
shape) dan tidak kompak (non-contigous
shape). Bentuk kompak terdiri
dari bentuk membulat
dan memanjang (sejajar pantai dan
tegak lurus pantai).
Bentuk tidak kompak,
terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum
marine). Region Indonesia
merupakan kepulauan (archipelagic state), yang berarti region
ini berbentuk tidak
kompak (non-contigues shape), tetapi
terpisah-pisah oleh perairan.
Meski demikian perairan tersebut
dalam konsep negara
kesatuan tidak menjadi
batas pemisah antar wilayah/pulau
karena adanya kesamaan/keseragaman tertentu. Sebagai
sebuah region yang
luas (lebih dari
5 juta km2,
dengan luas daratan
± 2.206.833 km2),
Indonesia harus mempunyai
batas-batas wilayah yang jelas
dan dapat membedakan
dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan untuk
keperluan pengelolaan, pengawasan dan
perlindungan Negara.
B.
SEJARAH
NAMA INDONESIA
Berbagai
catatan kuno bangsa India
menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"),
nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar,
seberang). Kisah Ramayana
karya pujangga Walmiki
menceritakan pencarian terhadap Sinta,
istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa
("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di
Kepulauan Dwipantara.
Bangsa
Tionghoa
menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut
Selatan"). Bangsa Arab
menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa).
Nama Latin
untuk kemenyan, benzoe,
berasal dari nama bahasa Arab,
luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab
memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang
dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering
dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang
Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah
(Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh
Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa
Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang
Arab, Persia, India,
dan Tiongkok. Bagi mereka,
daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia.
Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara
dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan
Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel
Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes
Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan
Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel
Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama
resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945
memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya
di kepulauan ini.
Kemudian
pada tahun 1849 seorang ahli etnologi
bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865),
menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA. Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On
the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian
Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua,
Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan
bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu
untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia
tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos"
dalam bahasa Yunani
berarti "pulau").
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu
masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang
Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih
nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia),
sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga
digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan
Maladewa). Earl
berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini.
Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak
memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV, James
Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago
("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun
menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian
Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan
membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan
huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka
lahirlah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul
di dunia dengan tercetak padadalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia)
Ketika mengusulkan nama
"Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama
itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan
nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun
pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas
Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905)
menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel
("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima
volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada
tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang
memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda,
sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan
Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie
van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada
kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari
tulisan-tulisan Logan.
Pribumi
yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri
Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah
biro pers dengan nama Indonesische
Pers-bureau.
Nama Indonesisch
(pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai
pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van
Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander
("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang
Indonesia").
C.
PEMBAGIAN
WILAYAH INDONESIA
NO
|
LAMBANG
|
NAMA PROVINSI
|
NAMA IBUKOTA PROVINSI
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
9
|
|||
10
|
|||
11
|
|||
12
|
|||
13
|
|||
14
|
|||
15
|
|||
16
|
|||
17
|
|||
18
|
|||
19
|
|||
20
|
|||
21
|
|||
22
|
|||
23
|
|||
24
|
|||
25
|
|||
26
|
|||
27
|
|||
28
|
|||
29
|
|||
30
|
|||
31
|
|||
32
|
|||
33
|
LETAK
INDONESIA
Wilayah:
total darat: 1.922.570 km²
daratan non-air: 1.829.570 km²
daratan berair: 93.000 km²
lautan: 3.257.483 km²
1.
Letak
Indonesia
a.
Letak
Astronomi:
6°LU – 11 ° LS dan 95° BT - 141° BT
b.
Letak
geografi:
Berada diantara
dua Benua (Asia dan Australia) dan diantara dua Samudra (Pasifik dan
Hindia)
c.
Letak sosial
budaya:
Berada diantara Negara dan bangsa-bangsa yang memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda dan aneka ragam, khususnya kebudayaan Asia (China
dan India) dan Eropa (Australia)
d.
Hubungan
letak Indonesia dengan unsur geografi regional:
Yaitu terciptanya lingkungan Indonesia yang beriklim
tropis dengan soaial budaya Indonesia yang beraneka ragam karena dipengaruhi
oleh budaya asing dari Asia dan Australia
2.
Keadaaan
Topografi dan Geologi
a.
Keadaaan
topografi:
ü Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan
jumlah pulau sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan
9.634 belum memiliki nama.
ü Setiap pulau memiliki karakteristik topografi
tersendiri yang berbeda-beda, yang umumnya tersendiri dari dataran rendah,
dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan.
ü Pulau-pulau
besar din Indonesia; Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua memiliki dataran rendah, dataran tinggi,
perbukitan, dan pegunungan yang merupakan tulang punggung dari pulau-pulau
tersebut.
b.
Keadaan
Geologi (sistem pegunungan, Tektonik Lempeng dan Gempa)
ü Sistem
pegunungan di Indonesia dilalui oleh 2 jalur pegunungan dunia, yaitu pegunungan
sirkum Pasifik (melaluai Sulawesi, Kalimantan, Halmahera, dan Papua) dan
Pegunungan Mediterania (Sumatra, Jawa, Nusatenggara, dan berakhir di Pulau
Banda). Kedua sistem rangkaiana pegunungan ini ada yang aktif dan non aktif,
seperti gunung-gunung di Sumatra, Jawa, Nusatenggara, banda, Sulawesi Utara dan
Halmahera terbilang aktif, sedangkan gunung-gunung di Kalimanatan dana Papua
umumnya tidak aktif. Berikut ini daftar nama gunung-gunung dan pegunungan di
Indonesia:
1.
Pulau Sumatra
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di
Sumatera, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
|
13
|
|
14
|
Pegunungan
Barisan
|
2.
Pualau Jawa
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
|
13
|
|
14
|
|
15
|
|
16
|
|
17
|
|
18
|
|
19
|
|
20
|
|
21
|
|
22
|
|
23
|
|
24
|
|
25
|
|
26
|
|
27
|
Gunung Panderman,
(2.000 m)
|
28
|
|
29
|
|
30
|
|
31
|
|
32
|
|
33
|
|
34
|
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi
di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
|
35
|
|
36
|
|
37
|
|
38
|
|
39
|
|
40
|
|
41
|
|
42
|
|
43
|
|
44
|
|
45
|
|
46
|
|
47
|
3.
Pulau Bali & Nusatenggara
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
|
13
|
|
14
|
|
15
|
|
16
|
|
17
|
|
18
|
|
19
|
|
20
|
|
21
|
|
22
|
|
23
|
4.
Pulau Sulawesi
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
|
3
|
Gunung Klabat(1995
mdpl)
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
|
13
|
5.
Pulau Kalimantan
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
6.
Pulau Papua
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
|
13
|
|
14
|
|
15
|
|
16
|
|
17
|
7.
Tempat Lain
NO
|
NAMA
|
1
|
|
2
|
Gambar 1 persebaran gunung api
di indonesia
ü Tektonik
lempeng yang mempengaruhi Indonesia adalah tektonik lempeng Ido-Australia dan
Pasifik yanag bertumbukan dengan lempeng Eurasia sepanjang jalur sebelah barat
Sumatra, Selatan Jawa, Selatan Nusatenggara, Laut Banda dan Laut Sulawesi.
ü Puasat gempa
tektonik Indonesia umumnya terdapat pada sepanjang jalur tumbukan tektonik
lempeng yang tercatat sering menimbulkan getaran-getaran gempa besar.
Daerah-daerah di Indonesia yang rawan gempa diantaranya Nngroe Aceh Darussalam,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, D.I Yogyakarta bagian Selatan, Bali, Nusatenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen, dan Fak-fak dan Balikpapan
(Kalimantan Timur).
GAMBAR 2:
Titik gempa
c.
Keadaan
Topografi dan Geologi Indonesia dengan Kegiatan Penduduk Indonesia.
Mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar
(55%) adalah bidang pertanian, hal ini tidak lepas dari pengaruh keadaaan topografi
dan geologi Indonesia yang memberikan peluang dalam pengembangan aktifitas
pertanian, seperti terdapatnya dataran rendah dan dataran tinggi yang luas-luas
untuk sawah, wilayah perbukitan untuk pertanian tanah kering dan sayuran, dan
dataran pantainya sangat potensial untuk pertanian tambak dan nelayan.
PERSEBARAN
DAN KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA
Tabel 1.
Penyebaran Luas Wilayah dan Jumlah
Penduduk Dalam % Tahun 2008
Pulau
|
Luas
Wilayah
%
|
Jumlah Penduduk %
|
Jawa dan
Madura
|
6,9
|
58.8
|
Sumatera
|
24,7
|
21,0
|
Kalimantan
|
28,1
|
5,5
|
sulawesi
|
9,9
|
7,2
|
Pulau
Lainnya
|
30,4
|
7,5
|
Jumlah
|
100 %
|
100 %
|
Sumber : Badan Pusat
Statistik
Dari tabel 1 nampak jumlah
penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura 58,8% dari jumlah
penduduk nasional, padahal luas wilayahnya hanya 6,9%. Hal ini berarti pulau
Jawa harus menanggung beban penduduk yang tinggi seperti dalam memberikan
lapangan kerja, penyediaan sarana perumahan, sarana pendidikan, sarana
kesehatan, dan sebagainya.
Pada tahun 2005 Provinsi yang
terdapat di Indonesia antara lain : DKI Jakarta (13,344 jiwa per km2 ),
menyusul kemudian Jawa Barat (1,126 jiwa per km2 ), dan Banten (
1,044 jiwa per km2 ).
1. Keanekaragaman etnis dan budaya bangsa Indonesia
Negara Indonesia sebagai kepulauan terbesar di Dunia memiliki
berbagai sukubangsa, ada ratusan sukubangsa di wilayah Indonesia yang memiliki
bahasa daerah dan kebudayaan sendiri-sendiri. Di Jawa terdapat Suku sunda, Jawa
dan Madura. Di sumatra terdapat Suku Lampung, Palembang, Jambi, Bengkulu,
Minangkabau, Melayu, Batak, Aceh, Kubu, Lubu, dan sebagainya. Di Kalimantan
kita dapati berbagai Suku Dayak dan Melayu. Di Sulawesi terdapat Sukubangsa
Toraja, Makassar, Menado, Gorontalo, Bugis, Sangir dan Talaud. Di Bali dan Nusa
Tenggara terdapat Sukubangsa, Bali, Lombok, Sasak, Sumba, Sumbawa, Timor dan
sebagainya.
Di Nusatenggara terdapat
puluhan pulau, dimana tiap-tiap pulau dihuni oleh beberapa macam sukubangsa
yang berbeda bahasa daerah dan budayanya. Yang paling banyak suku bangsa ini
juga di dapati di Papua, di pulau ini tiap kampung dan dusun bisa berbeda-beda
sukubangsanya. Rupanya pulau yang luas dengan penduduk yang
berkelompok-kelompok, terpisah satu sama lain, sulit berkomunikasi dan
lingkungan alam yang tidak ramah menciptakan banyak suku bangsa dengan aneka
ragam budaya di Pulau ini.
Demikian pula di Maluku dan
Maluku Utara yang dikenal dengan Provinsi seribu pulau ini terdapat puluhan
atau ratusan sukubangsa yang berbeda. Banyaknya pulau yang terpisah satu sama
lain oleh selat dan laut menciptakan suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam
di Maluku ini.
2. Masalah penduduk dan cara menanggulanginya
Yang menjadi masalah penduduk
di Indonesia antara lain ;
a.
Persebaran penduduk yang
tidak merata
Penduduk Indonesia memadat di Pulau Jawa. Besarnya penduduk
di Jawa ini sebenarnya tidak menjadi masalah apabila kebutuhan penduduk
tersebut dapat terpenuhi , seperti : tersedianya berbagai macam lapangan
pekerjaan, sarana perumahan, sarana pendidikan dan sarana kesehatan. Namun
kenyataan kebutuhan penduduk tersebut hingga sekarang belum terpenuhu, sehingga
besarnya jumlah penduduk di Pulau Jawa menjadi masalah, sementara banyak
pulau-pulau diluar Jawa yang memiliki potensi sosial dan ekonomi belum banyak
digali karena kurangnya penduduk dan tenaga kerja pembangunan.
b.
Urbanisasi
Urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke
kota menjadi masalah di kota-kota besar di berbagai pulau di Indonesia, karena
kota-kota yang menjadi tempat urbanisasi harus menanggung beban sosial dan
ekonomi penduduk pendatang, karena itu di kota-kota besar di Indonesia akan
kita dapati bertambahnya jumlah penduduk yang menganggur, bertambahnya kaum
tuna wisma, bertambahnya kaum pengamen dan gelandangan, serta bertambahnya
tindak kriminal di kota-kota.
c.
Kesenjangan sosial dan
ekonomi
Dalam kehidupan masyarakat umumnya akan kita dapati juga
kesenjangan kehidupan antara masyarakat golongan atas dengan golongan menengah
dan bawah, kesenjangan kehidupan antara si kaya dan si miskin yang dapat
menimbulkan iri hati, ketidak sukaan, dan kebencian antar golongan ini yang
dapat menimbulkan ketidak harmonisan dan ketidak rukunan dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia.
d.
Kemiskinan dan pengangguran
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah dalam
masyarakat Indonesia yang menjadi lingkaran setan, yaitu mengapa miskin karena
menganggur, mengapa menganggur karena pendidikan kurang dan tidak punya modal
usaha (miskin) dan gejala denikian sulit dipecahkan dalam masyarakat. Walaupun
menurut UUD 1945 fakir miskin dan anak-anak terlantar diurus oleh Negara,
kenyataannya negara belum mampu untuk mengurusnya.
e.
Kesehatan
Kesehatan masih merupakan masalah di Indonesia, karena
masih banyak penduduk yang sakit belum dapat dilayani oleh lembaga-lembaga kesehatan
di Indonesia, walaupun pusat kesehatan masyarakat sudah menjangkau desa-desa.
Puskesmas belum mampu menangani kesehatan masyarakat umumnya walaupun di
desa-desa sudah diberikan kartu sehat secara cuma-cuma kepada masyarakat.
Keterbatasan obat-obatan di Puskesmas masih menjadi masalah dalam pengobatan
kepada masyarakat.
Di kota-kota kesehatan masih menjadi masalah, biaya
berobat ke dokter dan rumah sakit sangat mahal. Untuk masuk kerumah sakit
keluarga pasien diminta uang rawat inap terlebih dahulu untuk satu minggu,
banyak rumah sakit dengan nama Yayasan Kemanusiaan malah tidak manusiawi, orang
sakit diperas dengan biaya pengobatan yang tinggi, karena itu banyak pasien
yang memilih hidup atau mati dari pada berobat kerumah sakit. Rumah sakit hanya
menjadi peristirahatan orang-orang yang mampu dan kaya.
Demikian pula pelayanan kesehatan kepada pegawai
negeri pemegang asuransi kesehatan (ASKES) umumnya tidak maksimal, pegawai
negeri tetap harus menanggung biaya pengobatan 40% apabila berobat ke rumah sakit.
Obat-obatan yang mahal dibutuhkan pasien harus dibeli sendiri, karena tidak
masuk obat generik (alasannya). Pegawai Negeri sekalipun golongan 4 tetap harus
mengkonsumsi obat yang murah meriah. Demikian buruknya pelayanan kesehatan di
Indonesia. Hidup sehat barangkali masih menjadi barang mahal dan langka di
Indonesia.
f.
Pendidikan
Pendidikan masih merupakan masalah di Indonesia, sebab
kenyataannya masih tidak setiap anak usia sekolah mampu bersekolah walaupun
wajib belajar sembilan tahun sudah disosialisasikan kepada masyarakat, terutama
di pulau Jawa.
Kendala pelaksanaan pendidikan di Indonesia bisa
berasal dari penduduk sendiri atau dari pemerintah sebagai penyelenggara
pendidikan. Kendala dari masyarakat sendiri yaitu anak-anak usia sekolah enggan
untuk masuk sekolah, keluarga tidak mendukung anak bersekolah, bersekolah tidak
merasa penting, sekolah tidak dibutuhkan (tanpa sekolahpun masih bisa hidup),
bersekolah hanya buang-buang waktu saja. Sedangkan bagi anak-anak yang ingin
bersekolah seringkali biaya pendidikan menjadi masalah, orang tua tidak mampu
membayarnya.
Kendala dari pemerintah, diantaranya hingga sekarang
pemerintah belum mampu secara maksimal membiayai sarana dan prasarana
pendidikan walaupun dana pendidikan mengalami peningkatan.
Cara penanggulangan masalah penduduk di Indonesia yang
masih dianggap efektif antara lain :
a. Program transmigrasi dari
Jawa-Madura ke luar Jawa.
b. Program Keluarga Berencana
c. Pembangunan Desa
d. Perluasan Lapangan Kerja
e. Pembangunan di bidang
kesehatan : ketersediaan obat murah dan biaya perawatan yang murah.
f.
Pembangunan pendidikan bagi masyarakat : sosialisasi
pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan umumnya.
g. Peningkatan sumber daya
manusia Indonesia, antara lain ;
(1) Meningkatkan disiplin
nasional penduduk Indonesia.
(2) Mendorong kreatifitas yang
inovatif.
(3) Solidaritas antar penduduk
dan kerukunan hidup.
(4) Sadar lingkungan :
memperhatikan lingkungan, kritis terhadap kerusakan lingkungan dan aktif
memperbaiki kerusakan lingkungan.
(5) Mobilitas sumber daya manusia
Indonesia pada berbagai lapangan kerja, tidak terpaku pada bidang pertanian.
(6) Intensifikasi pelatihan
berjenjang, untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja
Indonesia.
(7) Pendidikna nasional yang
efektif yang bisa dijangkau dan ditempuh oleh masyarakat bawah, menengah dan
atas.
1. Pertanian
a. Jenis
pertanian, ada 2 macam ;
(1)
Pertanian rakyat, ialah pertanian yang diselenggarakan oleh rakyat
dengan hasil utamanya bahan makanan sehari-hari dan palawija, seperti ; padi,
jagung, singkong, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan.
(2)
Perkebunan, ialah pertanian yang diselenggarakan oleh Negar atau
swasta diatas tanah yang luas, modal besar dan sistem pengolahan tanah modern
dengan produksi besar untuk perdagangan atau ekspor. Contoh ; perkebunan teh,
kopra, kelapa sawit, karet, kopi, tebu dan sebagainya.
b. Hubungan
jenis pertanian dengan keadaan geografi.
Penyelenggaraan pertanian di
Indonesia memungkinkan sekali karena didukung oleh keadaan alam Indonesia,
yaitu keadaan iklim yang basah dan lembab, serta kesuburan tanah.
c. Masalah-masalah
bidang pertanian
(1)
Jumlah
penduduk Indonesia yang bermatapencaharian dibidang pertanian sebesar 55,9%.
Umumnya merupakan petani-petani yang pemilikan lahannya kurang dari setengah
hektar, karena itu petani demikian kehidupannya miskin sebab hasil pertanian
tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(2)
41,5%
tenaga kerja pertanian adalah anggota keluarga yang sebenarnya mereka termasuk
pengangguran yang tidak Nampak, karena hidupnya bergantung kepada kepala
keluarga.
(3)
Karena
desakan kebutuhan banyak petani yang mengharap lahan-lahan marginal di
lereng-lereng bukit dan gunung sehingga menimbulkan terjadinya lahan kritis dan
longsor.
2. Perikanan
a. Jenis
perikanan
(1) Perikanan darat, terbagi 2;
(a)
Perikanan
Air Tawar, diselenggarakan di kolam, sawah, sungai dan danau. Hasilnya berupa
ikan mas, maujair, gurame, tawes, sepat, lele dan nilam.
(b)
Perikanan
air Payau, diselenggarakan di tambak-tambak pantai, yang menghasilkan ikan
bandeng dan udang.
(2) Perikanan
Laut
Ialah penangkapan ikan dilaut oleh para
nelayan, yang menghasilkan ikan ; tongkol, cakalang, teri, cumi-cumi, peda,
sarden, ekor kuning, kembung, cucut, layur, salem dan lain-lain.
b. Hubungan
jenis perikanan dengan keadaan geografi
(1)
Secara
geografi penyelenggaraan perikanan daratan di kolam-kolam, danau dan sungai
sangat potensial karena iklim Indonesia yang basah, dan banyak curah hujan
mendukung sekali untuk tersedianya air bersih.
(2)
Demikian
pula penyelenggaraan perikanan air payau di tambak-tambak sangat mendukung
sekali karena Indonesia merupakan Negara kepulauan, tiap pulau memiliki
pantai-pantai yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk tambak ikan.
(3)
Indonesia
yang memiliki selat dan laut yang berada diantara pulau-pulau yang ribuan
sangat kaya dengan perikanan laut.
(4)
Jumlah
penduduk Indonesia yang besar merupakan pasaran ekonomis untuk penjualan hasil
perikanan darat dan laut.
c. Masalah-masalah
perikanan Indonesia
(1)
Petani
ikan air tawar dan air payau tidak memiliki modal yang cukup untuk pengembangan
usaha perikanan.
(2)
Timbulnya
pencemaran air sungai, danau dan kolam oleh limbah industri dapat menimbulkan
kerugian bagi petani ikan atau produksi berkurang.
(3)
Para
nelayan Indonesia umumnya sebagai buruh penangkap ikan yang bekerja pada
juragan-juragan kapal dengan sistem bagi hasil atau diupah, hal ini menyebabkan
kehidupan nelayan umumnya miskin.
(4)
Kurangnya
modal dalam pemilikan perahu, menyebabkan perahu nelayan kita banyak yang
kurang layak untuk menangkap ikan di laut-laut terbuka, sehingga hasilnya tidak
maksimal.
(5)
Rendahnya
pendapatan nelayan Indonesia menyebabkan kehidupan nelayan miskin dan mereka
tinggal di perkampungan nelayan kumuh dan bau.
3. Kehutanan
dana pertambangan
a. Jenis
hutan dan pertambangan
(1)
Berdasarkan
asal tumbuhnya ada 2 macam hutan ;
(a)
Hutan
alam, yang tumbuh secara alamiah
(b)
Hutan
budaya, yang tumbuh sebagai hasil penanaman oleh manusia (reboisasi)
(2)
Berdasarkan
jenisnya ada 3 jenis pertambangan
(a)
Pertambangan
organic, yang berasal dari hewan dan tumbuhan, menghasilkan ; batu bara, minyak
bumi, gas alam dan aspal.
(b)
Pertambangan
logam, menghasilkan bijih besi, timah, alumunium, tembaga, nikel, mangan, emas,
perak dan lain-lain.
(c)
Pertambangan
non logam menghasilkan ; pasir, batu, kapur, mika, kaolin, asbes, marmer,
granit dan lain-lain.
b. Masalah-masalah
yang berkaitan dengan kehutanan dan pertambangan
Masalah yang berkaitan dengan kehutanan
diantaranya; penebangan hutan yang tidak terkendali (illegal loging)
menyebabkan Indonesia termasuk Negara pertama didunia yang paling cepat
menghabiskan persediaan hutan, tidak adanya usaha reboisasi oleh pihak HPH dan
pemerintah menyebabkan banyak lahan bekas hutan terlantar menjadi lahan kritis,
tidak subur dan longsor.
Masalh yang berkaitan dengan dengan
pertambangan ; kekurangan tenaga ahli dalam bidang pertambangan atau tidak
diberikannya kesempatan tenaga ahli Indonesia menyebabkan banyak usaha-usaha
pertambangan dikontrakanperusahaan asing dan hasilnya lebih menguntungkan
tenaga-tenaga dan perusahaan asing. Kekayaan dan hasil pertambangan di
Indonesia lebih banyak dinikmati oleh segelintir orang dan tidak dinikmati oleh
rakyat banyak (rakyat hanya dikenakan beban harga minyak tanah mahal, elpijimahal
dan premium mahal).
4. Perindustian,
transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa
a. Dampak
positif dan negatif
Dampak positif : usaha ini dapat memperluas
lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, artinya penduduk Indonesia tidak
terpaku hanya bekerja dibidang pertanian, tetapi bisa bekerja dibidang
industri, transportasi, perdagangan dan pariwisata.
Dampak negatif, pengembangan usaha ini
(industri) timbulnya pencemaran lingkungan hidup yang mengancam kehidupan
manusia.
b. Hubungan
dengan sumber daya alam dan manusia
Pengembangan usaha bidang industri,
transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa sangat potensial dan
ekonoimis bagi Indonesia karena didukung oleh sumber daya alam Indonesia yang
kaya dengan jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja.
c. Prospeknya
dimasa yang akan datang
Pengembangan mata pencaharian penduduk
dibidang industri, transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa
prospeknya dimasa akan datang sangat baik dan penuh harapan karena adanya
kecenderungan pasar dunia akan beralih dari Eropa-Amerika ke Asia Pasifik, yang
penting tenaga kerja Indonesia harus memiliki keahlian dan keterampilan yang
tinggi sehingga mampu bersaing dengan tenaga-tenaga kerja dari negara Asia
lainnya.
SUMATERA
1.
Karakteristik
Iklim
a.
Pulau
Sumatera sering dilewati oleh DKAT, karena letaknya melintang;
-
DKAT
melalui Aceh : Nopember dan April
-
DKAt
melalui Sumatera Utara : Oktober, Nopember dan April
-
DKAT
melalui Sumatera Barat dan Riau : Nopember
-
DKAt
melalui Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan : Nopember, Desember, Maret dan April
b.
Curah
hujan di bagian barat Sumatera lebih tinggi daripada di bagian Timur
c.
Hujan
orografis sering jatuh di bagian lereng barat Bukit Barisan
d.
Di lereng
timur Bukit Barisan terdapat daerah bayangan hujan seperti ; di daerah Bohorok
(Sumatera Utara)
e.
Terdapat
angin jatuh (angin Bohorok di Sumatera Utara)
f.
Hujan
maksimum jatuh pada bulan Nopember dan hujan minimum pada bulan Juli.
2.
Fisiografi
Sumatera
a.
Pantai
barat Sumatera lebih sempit daripada pantai timurnya.
b.
Wilayah
pegunungan Bukit Barisan merupakan medan yang paling terjal dan curam
c.
Pantai
timur Sumatera umumnya merupakan dataran rendah dan wilayah rawa yang paling
luas terutama di Riau dan Sumatera Selatan.
3.
Pemanfaatan
sumber daya
a.
Pertanian
padi terdapat di Aceh, Sumatera Barat dan Lampung
b.
Perkebunan
terdapat di :
- Sumatera Utara : karet, kelapa sawit dan tembakau
- Bengkulu dan Jambi :karet
- Sumatera Selatan : karet dan lada putih
c. Kehutanan :
Hampir seluruh Provinsi di Sumatra memiliki hutan yang masih luas.
d. Perikanan terdapat di Riau dan Sumatra
Selatan
e. Pertambangan :
-Minyak bumi di Aceh, Riau dan
Sumatra Selatan
-Gas alamdi Aceh dan Sumatra
Selatan
-Batu bara di Sumatra Barat dan
Sumatra Selatan
- Timah putih di Sumatra
Selatan, Bangka Belitung dan Riau
f. Pariwisata
- Sumatra Utara : Brastagi, Danau Toba
- Aceh : Pantai
Lokna
- Sumatra Barat : Bukit Tinggi, Ngarai Sianok,
Lembah Harau, Pantai Padang, Danau di Atas, Danau di Bawah, Danau Singkarak,
Danau Maninjau.
PULAU
JAWA
1.
Karakteristik Iklim
a.
Pulau
Jawa relatif sedikit terlewati oleh DKAT karena letaknya memanjang Barat-Timur.
b.
Pulau
Jawa bagian barat lebih banyak memperoleh curah hujan daripada bagian timurnya.
Contohnya Labuhan curah hujan 3959 mm, Banyuwangi 1285 mm.
c.
Pulau
Jawa dilewati oleh DKAT pada bulan Januari dan awal Maret
d.
Pantai
utara Jawa lebih rendah curah hujannya daripada bagian pedalaman Jawa.
e.
Daerah
exposure lebih banyak memperoleh curah hujan daripada tempat dibalik gunung
(daerah bayangan hujan).
f.
Pada
musim pancaroba (Maret-April dan Oktober-Nopember) kadang-kadang bertiup angin
puyuh, seperti di Purwokerto, Boyolali, Klaten dan Cepu.
g.
Pada
musim kemarau (Juli) terdapat angin terjun yang sifatnya panas dan kering,
yaitu angin kembang di Cirebon dan angin gending di Pasuruan dan Probolinggo.
2.
Fisiografi Pulau Jawa menurut Pannekoek
a.
Bahwa
lipatan tertier selatan dengan dataran rendah diantaranya
b.
Wilayah
pegunungan tengah
c.
Wilayah lipatan
utara
d.
Wilayah
dataran alluvial dibagian pesisir ytara Jawa
Bentuk-bentuk fisiografi yang
berbeda dengan bentuk umumnya :
a.
Dataran
rendah Grajagan, Sukamande, Lumajang, diwilayah selatan Jawa Timur
b.
Dataran
rendah Kedu Selatan, Lembah Serayu, Lembah Citanduy, di Jawa Tengah dan Jawa
Barat.
c.
Dataran rendah yang luas di Jawa Timur.
d.
Dataran
rendah yang sempit di utara Jawa Timur
e.
Terdapatnya
sinklinorium dari wilayah Lipatan Utara di bagian timur Jawa Tengah dan di
bagian utara Jawa Timur yang merupakan dataran rendah.
3.
Pemanfaatan Sumberdaya
a. Pulau Jawa
sebagai pusat pertanian karena :
- Secara historia Pulau Jawa
dikenal sebagai Pulau Padi (Jawadwipa)
-Terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan pertanian di pilau Jawa, pengaruh teknologi, pengetahuan dan pendidikan.
-Arus transportasi dan komunikasi
yang lancar di pulau Jawa bila dibandingkan dengan luar pulau Jawa.
-50 % daerah pertanian terdapat di
Jawa.
b.
Produksi pertanian Pulau Jawa secara nasional
-Beras : 62 %
-Jagung : 70 %
-Ubi kayu : 70
%
-Kacang tanah : 70 %
-Kedelai :
82 %
-Gula tebu : 96
%
-Tembakau :80 %
-Teh :
75 %
-Kelapa : 20 %
-Kopi : 12 %
-Karet : 9,5 %
c. Sumberdaya Air
di Pulau Jawa
Dikembangkan dengan membuat
bendungan atau waduk untuk kepentingan PLTA dan irigasi, seperti ; Jatiluhur,
Cirata, Saguling, Darma, Garung Tuntang, Selorejo, Gajah Mungkur, Kedung Omdo
dan Sempor.
d. Sumberdaya Perikanan
- Perikanan tambak di pantai Utara Jawa
- Perikanan air tawar di Jawa
Barat
e.
Sumberdaya Industri
- Industri Ban : Bogor dan Jakarta
- Industri Semen : Cibinong, Gresik, Cilacap,
Cirebon
- Industri Kapal : Surabaya
- Industri Baja : Cilegon
- Industri Petrokimia : Cikampek, Gersik
- Industri Tekstil : Bandung, Jakarta
- Industri Pakaian jadi
- Industri abat-abatan dan
Jamu.
4. spek Spatial Penggunaan Lahan di Pulau Jawa
a. Penggunaan lahan di Pulau
Jawa banyak ditentukan oleh warisan colonial Belanda :
- Kopi di Jawa
Tengah dan Jawa Timur
- Teh di Jawa Barat
- Tebu di pantai utara Jawa
Barat-Jawa Timur
- Karet di Jawa Barat dan
Sumatra
b. Timbulnya
kota-kota perkebunan di Jawa : Sukabumi, Bandug, Garut, Salatiga, ambarawa,
Malang.
c. Berkembangnya lalu-lintas
jalan raya dan kereta api.
d. Masalah
penggunaan lahan : terjadinya kerusakan lahan (laahan kritis), kerusakan hutan
dan daerah selatan Jawa belum banyak dikembangkan.
KALIMANTAN
1. Karakteristik Iklim
a. Letaknya
yang berada di Khatulistiwa menyebabkan
Kalimantan sering dilalui oleh garis DKAT sama seringnya seperti Sumatera.
b. Garis DKAT
melalui Kalimantan pada bulan Nopember, Desember, Maret, April dan Mei,
pengaruhnya hampir tidak ada bulan kering di Kalimantan (tempat kering
Sangkulirang curah hujannya 1625 mm).
c. Kalimantan
Barat dan pedalaman Kalimantan memperoleh curah hujan maksimum pada bulan
Nopember.
d. Pantai
Kalimantan Selatan memperoleh hujan maksimum pada bulan Januari.
e. Bulan
kering Kalimantan Juli dan Agustus.
f. Pola umum
curah hujan makin ke pedalaman makin tinggi, makin ke timur makin kering.
2. Fisiografi
a. Kalimantan
merupakan pulau tua yang berintikan Pegunungan Iban Kapuas Hulu : Pegunungan
Schwanner dan Muller.
b. Wilayahnya
merupakan pulau yang paling luas.
c. Memiliki
batas langsung den gan Negara tetangga yaitu Malaysia.
d. Wilayah
fisiografi Kalimantan membentuk lingkaran konsentrik dari dalam kearah pantai,
sebagai akibat adanya lipatan.
e. Batuan di
Kalimantan termasuk formasi tersier, merupakan tanah tua (old land) yang telah
mengalami pengikisan dan pencucian.
f. Pola umum
curah hujan makin ke dalam makin tinggi, makin ke tim ur makin kering.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Kalimantan
memiliki sumberdaya hutan yang besar yaitu hutan tropis. Akibat eksploitasi
hutan besar-besaran dan illegal loging sejak pemerintahan Orde Baru hutan
tropis ini sudah berkurang sehingga banyak daerah bekas tebangan hutan menjadi
semak belukar, karena tidak diadakan reboisasi.
b. Pendapatan
Negara dari kayu Kalimantan ini pernah menjadi nomer 2 setelah minyak bumi,
karena itu sumberdaya kayu disebut juga “emas hijau”
c. Minyak
bumi di Kalimantan Timur
d. Batubara
di Kalimantan Selatan, dengan cadangan yang sangat besar.
e. Perkebunan
yang sudah dikembangkan di Kalimantan ialah Kelapa sawit, kelapa dan jeruk
(Kalimantan Barat). Pada masa yang akan datang diharapkan Kalimantan menjadi
produsen kelapa sawit terbesaar di Indonesia.
f. Pertanian
padi dikembangkan di Kalimantan Selatan.
BALI dan NUSA TENGGARA
1. Karakteristik Iklim
a. Garis DKAT melalui Bali, NTB
dan NTT terjadi pada bulan Januari dan Februari.
b. Bagian Barat, Utara dan
Timur dari hampir setiap pulau di Provinsi Bali, NTB dan NTT nmerupakan bagian
yang paling kering.
Contoh :
- Sampalan (di Bali) dengan curah hujan 963 mm
/ tahun
- Labuhan (Lombok) dengan curah
hujan 723 mm / tahun
- Sape (Sumbawa) dengan
curah hujan 827 mm / tahun
- Waingapi (Sumba ) dengan
curah hujan 768 mm / tahun
c. Sangat sedikit di tiga
Provinsi ini yang curah hujannya mencapai 3000 mm / tahun.
Contoh :
- Baturiti (di Bali) curah
hujannya 3193 mm / tahun
- Tambora (Sumbawa) curah
hujannya 3730 mm / tahun
- Ruteng (Flores) dengan curah
hujan 3352 mm / tahun
2. Karakteristik Fisiografi
a. Provinsi Bali secara garis
besar memiliki 3 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Dataran Alluvial, meliputi
hampir seluruh wilayah pantai Pulau Bali.
(2) Dataran Vulkanik : wilayah
pedalaman Bali bagian timur (hampir 2/3 wilayah Bali).
(3) Daerah Kapur ( non
Vulkanik), meliputi wilayah Bali bagian barat, bukit Badung dan Nusa Penida.
b. Provinsi Nusa Tenggara
Barat, terbagi kedalam 3 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Dataran rendah terdapat di
Lombok bagian tengah.
(2) Daerah Vulkanik, meliputi
Lombok bagian utara, Sumbawa bagian utara (2/3 luas pulau Sumbawa).
(3) Daerah non Vulkanik,:
Lombok bagian selatan dan Sumbawa bagian Selatan (1/3 luas pulau Sumbawa).
c. Provinsi Nusa Tenggara
Timur, terbagi kedalam 2 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Daerah Vulkanik : Seluruh
Flores, Kepulauan Solor dan alor.
(2) Daerah Non Vulkanik : Pulau
Komodo, Pulau Rnca, Pulau Sumba dan Pulau Timor, Pulau Sawu dan Pulau Rote.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Pertanian : Bali 40 % pendapatan daerah
NTB 47 % pendapatan daerah
NTT 59 % pendapatan daerah
b. Perdagangan : Bali 12
% pendapatan daerah
NTB
11 % pendapatan daerah
NTT 8
% pendapatan daerah
c. Angkutan : Bali 11 % pendapatan daerah
NTB
11 % pendapatan daerah
NTT
8 % pendapatan daerah
d. Industri : Bali 8 % pendapatan daerah
NTB
6 % pendapatan daerah
NTT
4 % pendapatan daerah
e. Jasa : Bali 17 % pendapatan daerah
NTB 7
% pendapatan daerah
NTT
6 % pendapatan daerah
4. Hasil Pertanian dan
Perkebunan
a. Padi : dari Bali dan NTB
(Surplus)
b. Kopi
c. Kelapa
d. Jagung
e. Singkong
f. Kedele
g. Kacang Tanah
5. Permasalahan yang belum
dapat ditanggulangi
a. Timbulnya kerusakan tanah di
NTB dan NTT
b. Kesulitan air dan kekeringan
di NTB dan NTT
c. Kurangnya prasarana dan
sarana lalulintas di NTB dan NTT
SULAWESI
1. Karakteristik Iklim
a. Sulawesi terletak di daerah
peralihan hujan Indonesia Barat dan Indonesia Timur dengan batas 1200
BT .
b. Sebelah barat 1200
BT memperoleh hujan maksimum pada bulan Januari sedangkan di bagian timur 1200
BT memperoleh hujan maksimum pada Mei atau Juni.
c. Karena Sulawesi merupakan
datran sempit yang bergunung-gunung sehingga pengaruh angin laut sangat besar.
Setiap saat bisa terjadi hujan orografis.
d. Daerah dibalik gunung
merupakan daerah bayangan hujan, seperti : Luwuk (dengan curah hujan 955 mm /
tahun), Talise (582 mm / tahun), Tawaeli (869 mm / tahun) dan Palu (547 mm /
tahun).
e. Curah hujan di pantai barat lebih tinggi daripada pantai timur.
e. Curah hujan di pantai barat lebih tinggi daripada pantai timur.
f. Makin tinggi suatu tempat di
Sulawesi makin tinggi curah hujannya.
g. Garis DKAT melalui sulawesi
terjadi pada Desember, Januari dan Maret-April.
2. Karakteristik
Fisiografi :
a. Pulau Sulawesi
bergunung-gunung dengan dataran rendah yang sempit dibagian pantai.
b. Gunung api yang aktif
terdapat di Sulawesi Utara dan Sangir-Talud (G.Soputan, G.Mahawu, G.Lokon, G.Klabat,
G.tengkalo, G.Siau dan G.Karakitang).
c. Di Sulawesi Selatan terdapat
perbukitan kapur.
d. Lembah Palu adalah Graben,
Dataran Manado adalah Slek / Graben diantara G.Klabat-G.Lokon.
e. Dataran rendah yang luas
terdapat di Sulawesi Selatan.
3. Pemanfaatan
Sumberdaya
a. Pertanian menjadi sumberdaya
utama sebagai pendapatan daerah Sulawesi (sekitar 47 %) Daerah Surplus produksi
padi berasal dari Sulawesi Selatan dan Utara.
b. Perdagangan, mencapai 16 %
dari pendapatan daerah
c. Pertambangan, menjadi
pendapatan penting di Sulawesi Tenggara (17 %) dan Sulawesi Selatan (6%) berkat
adanya tambang nikel
d. Industri dan Jasa umumnya
sedang dalam perkembangan dan pertumbuhan dikota-kota seluruh Sulawesi
e. Hasil pertanian terpenting
dari Sulawesi adalah : kelapa, cengkeh, pala, kopi, padi, jagung, ubi kayu,
kacang tanah dan kedelai.
4. Aspek Spatial
Penggunaan Lahan di Sulawesi
a. Sistem irigasi
pertanian terdapat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah
b. Adanya lading berpindah di
Sulawesi Tengah menyebabkan kerusakan tanah (longsor)
c. Usah perikanan tambak
terdapat di Ujung Pandang
d. Produksi Nikel 100 % dari
Sulawesi Tenggara dan Selatan
e. Produksi Aspal 100 % dari
Sulawesi Tenggara
f. 55 % wilayah Sulawesi berupa
hutan
g. Pelabuhan besar : Ujung Pandang
dan Bitung
h. Pelabuhan Pomala untuk
angkutan nikel dan pelabuhan dekat Maros untuk angkutan semen
i. Masalah umum yang terdapat
di Sulawesi adalah alamnya bergunung-gunung dan berbukit-bukit menyulitkan
dalam pembangunan wilayah terutama dibidang lalulintas, komunikasi, pertanian
dan pemukiman penduduk.
MALUKU
DAN PAPUA
1. Karakter Iklim
a. Pola hujan di Maluku dan Papua berbeda
dengan Indonesia Barat karena disini, Mei dan Juni musim hujan
b. Di Maluku Selatan curah huajn kurang dari
2000 mm / tahun mulai dari pulau Wetar sampai Merauke
c. Tempat-tempat di pantai utara yang
menghadap angin utara memperoleh hujan maksimum bulan Januari, seperti pantai
utara pulau Buru dan pulau Seram
d. Tempat yang menghadap angin selatan
memperoleh curah hujan maksimum pada bulan Mei atau Juni, seperti : Amboina,
Saparua, Bandaneira, Ternate dan Jailolo.
e. Pantai Selatan Papua termasuk agak kering
dengan curah hujan kurang dari 1500 mm / tahun
f. Di daerah pegunungan pola curah hujannya
cukup tinggi (pengaruh hujan orografis)
g. Luasnya wilayah rawa dibagia selatan Papua,
menyebabkan daerah tersebut pada siang hari tertutup kabut dan awan rendah
2. Karakteristik Fisiografi
a. Maluku Selatan (dari P.Wetar sampai
P.Banda), Maluku Utara (dari P.Ternate sampai Halmahera bagian utara) sifatnya
vulkanik.
b. Kepulauan Leti, Babar, Tanimbar, Kai, Aru,
Watubela, Gorong, Seram, Buru, Sula, Obi, Bacan, Halmahera Selatan dan Pulau
Morotai sifatnya tidak vulkanik.
c. Wilayah sentral papua dan Kepala Burung
sebagian besar merupakan wilayah pegunungan
d. Papua Bagian Utara, Papua Bagian Selatan
dan Kepala Burung Bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Maluku dan Papua termasuk wilayah di
Indonesia yang kepadatan penduduknya rendah dengan SDM yang sedang tumbuh.
b. Kepadatan daerah Maluku yang utama adalah
pertanian (45 %), perdagangan (14 %) dan Angkutan (9 %).
c. Pendapatan daerah di Papua yang utama
adalah dari Pertambangan (45 %) dan Pertanian (40 %)
d. Matapencaharian rakyat yang penting di
Maluku adalah kelapa (10 % nasional), kehutanan, cengkeh dan perikanan.
e. Matapencaharian rakyat yang penting di
Papua adalah mencari sagu (hasil hutan), penangkapan ikan, pertanian ketela
rambat (di pegunungan), peternakan babi dan perdagangan kulit buaya.
4. Aspek Spatial Pemanfaatan
Sumberdaya
a. Luas hutan di Maluku dan Papua sudah mulai
berkurang akibat penebangan legal dan illegal loging.
b. Penduduk di Maluku dan Papua menyebar di
daerah yang memiliki lading sagu
c. Hampir disetiap pulau di Maluku dan Papua ada
penduduknya
d. Di Papua ada 2 tempat pemusatan penduduk, yaitu di
dataran tinggi yang hidup sebagai petani menetap dan di wilayah rawa yang
memiliki lading sagu yang luas.
e. Di wilayah dataran rendah tropis jarang penduduknya
f. Di wilayah dataran tinggi (Enarotali, Lembah Balien
dan Wamena) merupakan tempat pemukiman penduduk yang cukup padat (bebas
penyakit tropik)
g. Di pantai Danau Sentani penduduk membuat rumah
diatas air menggunakan tiang-tiang yang tinggi (alasan keamanan). Tinggal
digunung juga mempertimbangkan alasan keamanan.
h. Di Maluku dan Papua jalan darat sangat terbatas
i. Sarana hubungan di Maluku yang utama adalah melalui
laut. Sedangkan di Irian Jaya menggunankan pesawat terbang.
Terimakasih ilmu pengetahuannya mas..
BalasHapus